KONSUMTIF
KATA “KONSUMTIF” SERING DIARTIKAN SAMA DENGAN
“KONSUMERISME”. PADAHAL KATA YANG TERAKHIR INI MENGACU PADA SEGALA
SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMEN. SEDANGKAN KONSUMTIF LEBIH KHUSUS
MENJELASKAN KEINGINAN UNTUK MENGKONSUMSI BARANG-BARANG YANG SEBENARNYA KURANG
DIPERLUKAN SECARA BERLEBIHAN UNTUK MENCAPAI KEPUASAN YANG MAKSIMAL.
PERILAKU KONSUMTIF JUGA DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI
PERILAKU MEMBELI BARANG ATAU JASA YANG BERLEBIHAN, WALAUPUN TIDAK DIBUTUHKAN. DAHULU
ORANG BERBELANJA KARENA ADA KEBUTUHAN YANG HARUS DIPENUHI. SAAT INI ORANG
BERBELANJA KARENA BERBAGAI MACAM SEBAB, UNTUK MEMANJAKAN DIRI SENDIRI,
MENYENANGKAN ORANG LAIN, MEMBELI SESUATU DENGAN ALASAN HARI RAYA, ATAU KARENA
POTONGAN HARGA. BAHKAN, HANYA SEKEDAR GENGSI, MEMPERLIHATKAN DENGAN STATUS
SOSIAL TERTENTU DAPAT BERBELANJA DI TEMPAT “X” DAN MAMPU MEMBELI BARANG DENGAN
MEREK TERNAMA. TANPA DISADARI, ALASAN-ALASAN TERSEBUT MEMBUAT SESEORANG HIDUP
DALAM GAYA HIDUP KONSUMTIF.
BEBERAPA AHLI MENGATAKAN BAHWA PERILAKU KONSUMTIF ADALAH
SUATU PERILAKU YANG TIDAK LAGI DIDASARKAN PADA PERTIMBANGAN YANG RASIONAL,
MELAINKAN MEMBELI PRODUK ATAU JASA TERTENTU UNTUK MEMPEROLEH KESENANGAN ATAU
HANYA PERASAAN EMOSI. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMTIF TERSEBUT SEJALAN DENGAN
PENDAPAT DAHLAN YAKNI SUATU PERILAKU YANG DITANDAI OLEH ADANYA KEHIDUPAN
MEWAH YANG BERLEBIHAN, PENGGUNAAN SEGALA HAL YANG DIANGGAP PALING MAHAL
MEMBERIKAN KEPUASAN DAN KENYAMANAN FISIK SEBESAR-BESARNYA SERTA ADANYA POLA
HIDUP MANUSIA YANG DIKENDALIKAN OLEH SUATU KEINGINAN UNTUK MEMENUHI HASRAT
KESENANGAN SEMATA.
TIPE-TIPE PERILAKU KONSUMTIF
MENURUT MONINGKA (2006) ADA 3 TIPE PERILAKU KONSUMTIF,
YAITU:
1. KONSUMSI ADIKTIF (ADDICTIVE CONSUMPTION),
YAITU MENGKONSUMSI BARANG ATAU JASA KERENA KETAGIHAN.
2. KONSUMSI KOMPULSIF (COMPULSIVE
CONSUMPTION), YAITU BERBELANJA SECARA TERUS MENERUS TANPA MEMPERHATIKAN APA
YANG SEBENARNYA INGIN DIBELI.
3. PEMBELIAN IMPULSIF (IMPULSE BUYING ATAU
IMPULSIVE BUYING). PADA IMPULSE BUYING, PRODUK DAN JASA MEMILIKI DAYA GUNA BAGI
INDIVIDU. PEMBELIAN PRODUK ATAU JASA TERSEBUT BIASANYA DILAKUKAN TANPA
PERENCANAAN.
KONSEP PERILAKU KONSUMTIF AMATLAH VARIATIF, TETAPI
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMTIF ADALAH MEMBELI BARANG ATAU JASA TANPA
PERTIMBANGAN RASIONAL ATAU BUKAN ATAS DASAR KEBUTUHAN. SECARA OPERASIONAL
INDIKATOR PERILAKU KONSUMTIF ADALAH :
1. MEMBELI PRODUK KARENA
HADIAHNYA.
INDIVIDU MEMBELI SUATU BARANG KARENA ADANYA HADIAH YANG
DITAWARKAN JIKA MEMBELI BARANG TERSEBUT.
2. MEMBELI PRODUK KARENA KEMASANNYA
MENARIK.
KONSUMEN PRIA METROSEKSUAL MUDAH TERBUJUK UNTUK MEMBELI PRODUK
YANG DIBUNGKUS DENGAN RAPI DAN DIHIAS DENGAN WARNA-WARNA YANG MENARIK.
3. MEMBELI PRODUK DEMI MENJAGA PENAMPILAN
DIRI DAN GENGSI.
KOSUMEN PRIA METROSEKSUAL MEMPUNYAI KEINGINAN YANG
TINGGI, KARENA PADA UMUMNYA MEREKA MEMPUNYAI CIRI KHAS DALAM BERPAKAIAN,
BERDANDAN, GAYA RAMBUT, DAN SEBAGAINYA BERTUJUAN AGAR PRIA METROSEKSUAL SELALU
BERPENAMPILAN MENARIK. MEREKA MEMBELANJAKAN UANGNYA LEBIH BANYAK UNTUK
MENUNJANG PENAMPILAN DIRI.
4. MEMBELI PRODUK ATAS PERTIMBANGAN HARGA
(BUKAN ATAS DASAR MANFAAT DAN KEGUNAANNYA).
KONSUMEN PRIA METROSEKSUAL
CENDERUNG BERPERILAKU YANG DITANDAI OLEH ADANYA KEHIDUPAN MEWAH SEHINGGA
CENDERUNG MENGGUNAKAN SEGALA HAL YANG DIANGGAP PALING MAHAL.
5. MEMBELI PRODUK HANYA SEKEDAR MENJAGA
SIMBOL STATUS.
PRIA METROSEKSUAL MEMPUNYAI KEMAMPUAN MEMBELI YANG TINGGI
DALAM BERPAKAIAN, BERDANDAN, GAYA POTONG RAMBUT, DAN SEBAGAINYA SEHINGGA
DAPAT MENUNJUKKAN SIFAT EKSLUSIF DENGAN CITRA YANG MAHAL DAN MEMBERI KESAN
BERASAL DARI KELAS SOSIAL YANG LEBIH TINGGI. DENGAN MEMBELI SUATU PRODUK
DAPAT MEMBERIKAN SIMBOL STATUS AGAR KELIHATAN MENARIK DIMATA ORANG LAIN.
6. MEMAKAI SEBUAH PRODUK KARENA UNSUR
KONFORMITAS TERHADAP MODEL YANG MENGIKLANKAN PRODUK.
PRIA
METRSEKSUAL CENDERUNG MENIRU TOKOH YANG DIIDOLAKAN DALAM BENTUK MENGGUNAKAN
SEGALA SESUATU YANG DIPAKAI TOKOH YANG DIIDOLAKANNYA. PRIA METROSEKSUAL
CENDERUNG DAN MENCOBA PRODUK YANG DITAWARKAN BILA IA MENGIDOLAKAN PUBLIC FIGURE
PRODUK TERSEBUT.
7. MUNCULNYA PENILAIAN BAHWA MEMBELI PRODUK
DENGAN HARGA MAHAL AKAN MENIMBULKAN RASA PERCAYA DIRI YANG TINGGI.
PRIA
METROSEKSUAL SERING TERDORONG UNTUK MENCOBA SUATU PRODUK KARENA MEREKA PERCAYA
YANG DIKATAKAN OLEH IKLAN YAITU DAPAT MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI. CROSS DAN
CROSS (DALAM HURLOCK, 1997) JUGA MENAMBAHKAN BAHWA DENGAN MEMBELI PRODUK YANG
MEREKA ANGGAP DAPAT MEMPERCANTIK PENAMPILAN FISIK, MEREKA AKAN MENJADI LEBIH
PERCAYA DIRI.
8. MENCOBA LEBIH DARI 2 PRODUK SEJENIS
(MEREK BERBEDA).
PRIA METROSEKSUAL CENDERUNG MENGGUNAKAN PRODUK JENIS
SAMA DENGAN MEREK YANG LAIN DARI YANG SEBELUMNYA IA GUNAKAN MESKIPUN PRODUK
TERSEBUT BELUM HABIS DIPAKAINYA.
FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMTIF
ADA BEBERAPAA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
DALAM PROSES PERILAKU PEMBELIAN. BERDASARKAN KONTEKS PRIA METROSEKSUAL MAKA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADALAH :
1. PEKERJAAN
PRIA METROSEKSUAL
KEBANYAKAN ADALAH EKSEKUTIF MUDA. MASALAH PENAMPILAN JELAS TERLIHAT DARI PAKAIAN
DENGAN SEGALA ATRIBUTNYA SEPERTI DASI, SEPATU SAMPAI PARFUM DAN SEBAGAINYA.
FAKTOR YANG RELEVAN DENGAN SISI PENAMPILAN JUGA DITAMBAH DENGAN PERAWTAN TUBUH
MULAI DARI SALON, SPA DAN KLUB FITNES.
2. SITUASI EKONOMI
KARTAJAYA,DKK
(2004) MENGATAKAN BAHWA PRIA METROSEKSUAL BIASANYA BERASAL DARI KALANGAN DENGAN
PENGHASILAN EKONOMI YANG BESAR. BESARNYA MATERI YANG DIKELUARKAN UNTUK
MENUNJANG PERILAKU KONSUMTIF YANG MEREKA LAKUKAN BUKAN MENJADI
MASALAH.
UMUMNYA PRIA METROSEKSUAL MERUPAKAN PRIA HOBI BELANJA DI
MAL ATAU BUTIK, MELAKUKAN PERAWATAN DIRI KE SALON, MEMBENTUK BADAN DI
PUSAT KEBUGARAN DAN SUKA BERKUMPUL DI KAFE. MEREKA BETAH BERJAM-JAM JALAN-JALAN
DI MAL, DAN ITU DILAKUKAN BUKAN UNTUK TUJUAN BERBELANJA, TAPI LEBIH
PADA KESENANGAM BERBELANJA (SKRIPSIADI & ANING, 2005).
MELALUI RISET YANG DILAKUKAN OLEH MARKPLUS&CO,
FENOMENA DIATAS TERJADI DI KOTA-KOTA BESAR SEPERTI JAKARTA, SEMARANG, BANDUNG,
SURABAYA DAN MEDAN. PARA PRIA METROSEKSUAL ADALAH PRIA-PRIA KELAS ATAS (PARA
PENGUSAHA) YANG TELAH MAPAN DALAM KARIR DAN FINANSIAL. MEREKA MENGHABISKAN
WAKTU DAN BIAYA UNTUK MELAKUKAN PERAWATAN DIRI DAN MEMBELI MODEL BAJU TERBARU
SAAT INI. DI DALAM BERSOSIALISASI, PRIA METROSEKSUAL TIDAK KALAH DENGAN WANITA.
PARA PRIA METROSEKSUAL MEMILIKI KOMUNITAS SENDIRI YANG TERDIRI DARI PRIA
METROSEKSUAL DAN WANITA PEKERJA YANG MEMPUNYAI CIRI YANG SAMA DENGAN PARA
PRIA METROSEKSUAL (KARTAJAYA, 2004).
PRIA METROSEKSUAL SERING MENGGUNAKAN MAJALAH MODE SEBAGAI
REFERENSI DALAM BERBELANJA, KHUSUSNYA BERBELANJA KEBUTUHAN MEREKA SEHARI-HARI
SEPERTI,SHAMPO, OBAT MENGHILANGKAN BAU PADA TUBUH, MINYAK WANGI, BUSA
PENGHILANG BULU-BULU DI WAJAH, MINYAK RAMBUT, PELEMBAB MUKA DAN PAKAIAN.
MEREKA JUGA SANGAT SUKA MENCOBA PRODUK-PRODUK BARU YANG DIKELUARKAN OLEH MEREK
YANG BIASA MEREKA GUNAKAN. PARA PRIA METROSEKSUAL TIDAK MENGELUARKAN
BIAYA YANG SEDIKIT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA TERSEBUT.
HAL-HAL DIATAS DILAKUKAN OLEH PRIA METROSEKSUAL
KARENA PRIA-PRIA INI UMUMNYA TINGGAL DI KOTA-KOTA BESAR, PUNYA UANG
BANYAK, GAYA HIDUP ROYAL YANG UMUMNYA SANGAT BRAND MINDED. KEHADIRAN
WANITA KARIER DI TEMPAT KERJA YANG SEBELUMNYA LEBIH BANYAK DIDOMINASI KAUM PRIA
TENTU MENUNTUT REKAN PRIANYA UNTUK JUGA MENJAGA PENAMPILAN, MISALNYA DENGAN
BERBUSANA RAPI, BERTUBUH BUGAR, DAN BERBAU HARUM. PROPORSI PEKERJA KANTOR YANG
TERUS BERTAMBAH SEHINGGA MEMBUAT PRIA DITUNTUT TAMPIL MENARIK. PERANAN WANITA
SEBAGAI PASANGAN PRIA METROSEKSUAL. KEHADIRAN MAJALAH-MAJALAH PRIA SEPERTI FHM,
MAXIM, GQ, ESQUIRE SERTA POPULAR DAN MALE EMPORIUM DI INDONESIA, YANG
TERUS MENAMBAH JUMLAH HALAMAN MODE MEREKA.
DAN HASIL YANG DIPEROLEH BERDASARKAN INDONESIAN METROSEXUAL
BEHAVIORAL SURVEY YANG DILAKUKAN MARKPLUS&CO, PARA PRIA METROSEKSUAL MEMANG
SANGAT GEMAR DALAM HAL BERBELANJA.
No comments:
Post a Comment