Tuesday, April 4, 2017
Sunday, March 19, 2017
DUBAI CREEK
DUBAI
CREEK
Dubai
Creek atau Khor Dubai (bahasa Arab: خور دبي, Khor
Dubay) adalah sebuah sungai kecil air garam yang terletak
di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa sumber mengatakan
bahwa sunga ini memanjang ke daratan hingga Al Ain, dan bahwa Yunani
Kuno menyebutnya Sungai Zara. Secara sejarah, sungai ini
membelah kota menjadi dua bagian utama &ndashl Deira dan Bur
Dubai. Di sepanjang tepinya di Bur Dubai anggota suku Bani
Yas pertama menetap pada abad ke-19, mendirikan dinasti Al
Maktoum di kota itu. Pada awal abad ke-20, sungai ini, meskipun tidak
mampu dilayari transportasi berukuran besar, tetapi dapat melayani sebagai
pelabuhan kecil bagi dhow yang datang
dari India atau Afrika Timur. Meskipun menghambat pintu masuk
kapal karena alirannya, sungai ini masih menjadi elemen penting dalam
menetapkan posisi perdagangan Dubai, menjadi satu-satunya pelabuhan atau
dermaga di kota ini. Industry permata Dubai,
yang membentuk sektor utama ekonomi kota, didasarkan pada penjelajahan di
sungai ini, sebelum penemuan permata buatan pada tahun 1930-an.
Perikanan,
juga sebuah industri terpenting di waktu itu, juga didasarkan di sepanjang
sungai, yang air hangat dan dangkalnya mendukung berbagai macam kehidupan laut.
Dhow yang digunakan untuk keperluan memancing juga dibangun di tepi
depan sungai. Kepentingan sungai ini sebagai situs aktivitas
perdagangan adalah penyesuaian untuk memperkenalkan perbaruan yang membolehkan
perahu lebih besar untuk berhenti, juga memfasilitasi aktivitas bongkar muat. Ini
membawanya, tahun 1995, pada rencana untuk mengembangkan sungai, yang
melibatkan pengerukan wilayah dangkal, pembangunan pemecah gelombang, dan
membuat pantainya menjadi sebuah quay yang cocok untuk bongkar muat
barang. Sungai ini pertama dikeruk tahun 1961 membolehkan perahu sepanjang
7 kaki (2.1 m) untuk melintasi sungai ini setiap waktu. Sungai ini dikeruk
kembali tahun 1960-an dan 1970-an sehingga dapat
memberikan penjangkaran bagi pengapalan lokal dan tepi pantai hingga
500 ton. Pengerukan ini membuka sungai ini menjadi lebih banyak menerima
lalu lintas barang, termasuk pembangunan re-ekspor, dan memberikan Dubai
keuntungan dari Sharjah, pusat perdagangan dominan lainnya di wilayah itu
pada waktu itu. Jembatan Al Maktoum, jembatan pertama yang menghubungkan
Bur Dubai dan Deira dibangun tahun 1963. Meskipun kepentingan sungai sebagai
sebuah pelabuhan telah berkurang dengan pembangunan Pelabuhan Jebel Ali,
fasilitas yang lebih kecil, seperti Pelabuhan Saeed, terus berdiri di
sepanjang sungai, menyediakan tempat berlabuh bagi pedagang dari
daerah itu dan anak benua India.
Aliran
awal sungai ke daratan Dubai adalah sepanjang Deira
Corniche dan Al Ras di timur Dubai dan sepanjang Al
Shindagha di barat Dubai. Kemudian berlanjut ke tenggara masuk ke daratan,
melewati Pelabuhan Saeed dan Dubai Creek Park. Akhir aliran alami sungai adalah
di Ras Al Khor Wildlife Sanctuary, 14 kilometer (8.7 mil) dari
muaranya di Teluk Persia. Bentuk tradisional angkutan antara bagian timur
dan barat Dubai melewati sungai ini adalah dengan abra, yang terus
beroperasi di Dubai. Selain itu, bagian timur dan barat dihubungkan oleh satu
jembatan (Jembatan Al Maktoum, Jembatan Al Garhoud, Penyeberangan
Business Bay dan Jembatan Terapung) dan satu terowongan (Terowongan
Al Shindagha).
PEMBANGUNAN
BARU
Perpanjangan
sungai baru-baru ini telah disetujui. Perpanjangan ini, yang merupakan bagian
dari pembangunan Business Bay, akan membawa sungai ini keliling Bur
Dubai dan ke Teluk Persia. Perpanjangan ini akan menambahkan
10 kilometer (6.2 mil) ke sungai itu, yang meningkat menjadi
12,2 kilometer (7.6 mil) pada November 2010. Perpanjangan sepanjang
10 km ini (yang hampir selesai di September 2007)
memakan Dhs. 484 juta (US$ 132 juta).
Selain
itu, proyek baru yang melibatkan tujuh pulau yang dikenal sebagai The
Lagoons direncanakan dibangun di Dubai Creek. Bagian tengah proyek ini
berupa Dubai Towers Dubai, kumpulan menara dimana yang paling tinggi
mencapai 400 meter (1,312 ft) sementara dua lainnya mencapai 300 meter (980
ft).
Sunday, March 12, 2017
ABOUT DUBAI
BADI BASTIAN
3TB06
21314952
DUBAI
Dubai
(dalam bahasa Arab:
دبيّ, Dubaīy) adalah
satu dari tujuh emirat
dan kota terpadat di Uni Emirat
Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai
kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.
Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota
ini selama 150 tahun sebelum pembentukan UEA. Dubai berbagi kekuasaan hukum, politik, militer dan ekonomi dengan emirat lain
dalam lingkaran federal,
meskipun setiap emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti
penegakan hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai
memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luasnya,
setelah Abu Dhabi.[5] Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua emirat
yang memiliki hak veto
terhadap masalah kritis kepentingan nasional dalam Dewan
Nasional Federal negara itu.[6] Dubai telah dipimpin oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833.
Pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin
Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil
Presiden UEA.
SEJARAH
Sangat sedikit diketahui mengenai budaya pra-Islam di
tenggara jazirah Arab, kecuali banyak kota kuno di wilayah itu yang menjadi
pusat perdagangan antara dunia Timur dan Barat. Sisa dari rawa mangrove kuno, berusia 7.000 tahun, ditemukan ketika
pembangunan jalur selokan bawah tanah dekat Dubai
Internet City. Wilayah ini ditutupi
pasir sekitar 5.000 tahun yang lalu setelah garis pantai mundur dari daratan,
menjadi bagian dari garis pantai kota saat ini. Sebelum Islam, orang-orang di wilayah ini menyembah Bajir (atau Bajar).
Kekaisaran Bizantium dan Sassaniyah memiliki
kekuasaan besar pada masa itu, dengan Sassaniyah yang menguasai sebagian besar
wilayah. Penggalian yang dilakukan oleh Dubai Museum di wilayah Al-Jumayra (Jumeirah) membenarkan
keberadaan beberapa artefak dari periode Umayyah. Sebutan Dubai yang pertama kali dicatat
adalah pada tahun 1095, di "Book of Geography" oleh ahli geografi Andalusia-Arab Abu
Abdullah al-Bakri. Pedagang permata Venesia Gaspero
Balbi mengunjungi wilayah ini pada 1580 dan menyebutkan Dubai (Dibei) karena industri permatanya.
IKLIM
Dubai memiliki iklim panas dan, pada beberapa waktu, lembap
(kering selama panas yang ekstrem) dengan banyak bulan mencatat temperatur di
atas 40 °C. Temperatur tertinggi yang pernah tercatat di Dubai adalah
47.3 °C. Curah hujan sangat sedikit, dengan rata-rata 150mm per tahun;
hujan terpusatkan sekitar Januari, Februari dan Maret. Tetapi, hujan lebat
tidak umum di Dubai selama bulan musim dingin dan Januari 2008 mencatat rekor
120 mm (atau 5") curah hujan dalam 24 jam, Kelembapan rata-rata di Dubai sekitar 60% dan
lebih tinggi selama bulan musim dingin.
BUDAYA
Dubai memiliki masyarakat yang berbeda-beda dan multietnis. Budaya asli kota sebagai sebuah
komunitas pemburu permata asli yang kecil digantikan dengan datangnya kelompok etnis dan
bangsa lain — pertama dari Iran di awal 1900-an, dan kemudian dari India dan Pakistan di 1960-an. Karena berbeda-bedanya populasi, hanya sedikit ketegangan etnis, terutama antara ekspatriat, yang dilaporkan terjadi
di kota itu. Tahun 1994, buruh Hindu dan Muslim bertengkar
karena penghancuran Masjid Babri di Ayodhya, India, yang
mengakibatkan penahanan dan deportasi ratusan pekerja India dan Pakistan. Hari
libur besar di Dubai meliputi Idul Fitri,
yang menandakan akhir Ramadhan, dan Hari Nasional (2 Desember), yang menandakan pembentukan Uni Emirat Arab.
Perayaan hiburan tahunan seperti Dubai Shopping Festival (DSF) dan Dubai Summer Surprises (DSS) menarik lebih dari 4 juta pengunjung dari wilayah itu
dan memperoleh keuntungan melewati US$1 miliar. Mal perbelanjaan besar di kota ini, seperti Deira City Centre, BurJuman, Mall
of the Emirates dan Ibn Battuta Mall juga souk tradisional menarik pembeli dari wilayah itu.
ARSITEKTUR
Dubai, negara Unit Emirat
Arab, salah satu penghasil petro oleum terbesar di dunia ini adalah sebuah
negara yang memiliki ambisi besar untuk menjadi kosmopolitan atau sebuah kota
dunia. Kotanya adalah kota yang didominasi jalan raya seperti kota-kota besar
di Amerika Serikat. Tidak ada yang bepergian dengan sepeda di sana karena jarak
dari satu fasilitas umum ke fasilitas umum lainnya amat jauh.
Sebuah bangunan gedung
biasanya sudah menyediakan berbagai fasilitas umum sehingga para penggunanya
tidak perlu lagi ke luar bangunan, atau berkendaraan apabila ingin mencari
suasana lain. Namun, konstruksi dalam skala besar telah meletakkan Dubai
sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Dubai sangat
terkenal dengan arsitektur bangunan-bangunannya yang bisa dibilang sangat
mengagumkan, termasuk Burj Khalifa yang merupakan bangunan tertinggi di dunia.
EKONOMI
Produk domestik bruto Dubai pada tahun 2005 mencapai US$37 miliar.[9] Meskipun ekonomi Dubai
dibangun dengan latar belakang industri
minyak,[66] pendapatan dari minyak dan gas alam hanya menyumbang
kurang dari 6% pendapatan emirat ini.[8] Diperkirakan bahwa Dubai memproduksi 240.000 barel
minyak per hari dan banyak gas dari pengeboran lepas pantai. Pendapatan emirat
dalam pendapatan gas UEA hanya menyumbang sekitar 2%. Cadangan minyak Dubai
telah berkurang drastis dan diperkirakan kosong dalam 20 tahun mendatang.[67] Real Estat
dan Konstruksi (22.6%),[10] Perdagangan (16%), entrepôt (15%) dan layanan
keuangan (11&) adalah kontributor terbesar kepada ekonomi Dubai.[68] Negara re-ekspor
tertinggi di Dubai meliputi Iran
(US$790
juta), India (US$204
juta) dan Arab Saudi
(US$194
juta). Negara impor
tertinggi emirat adalah Jepang (US$1.5
miliar), Cina (US$1.4
miliar) dan Amerika Serikat (US$1.4
miliar).
Subscribe to:
Posts (Atom)